Yuyun gadis imut, kulit putih bersih, dan
cantik. Di usianya yang baru meginjak 4 tahun Yuyun termasuk gadis yang cerdas.
Dia selalu bisa menangkap pelajaran – pelajaran yang ada di sekitarnya.
Yuyun anak yang aktif, dia selalu penasaran
dengan hal baru yang dia lihat. Suatu ketika selapas pulang bermain dengan
temen – temennya, Yuyun langsung nyeletuk
“mah.. mah..., monyet itu apa sih?”
“tu.... kayak pak RT” jawab Mamanya sebel,
karna Mama Yuyun sedang sebel dengan pak RT.
“oooo.... pak RT” Yuyun manggut - manggut.
Siang harinya, Yuyun tanya pada Ayahnya.
“pah, pantat emak lo itu apa?” Ayah Yuyun kaget dengan pertanyaan yang di
lontarkan Yuyun.
“Siapa yang mengajari kamu, anak manis?” tanya
Ayahnya.
“tadi temen – temen banyak yang bilang seperti
itu” sahut Yuyun.
Karena merasa Yuyun belum waktunya untuk
mengerti kata – kata kotor seperti itu, ayahnya dengan cengengesan spontan
menjawab.
“pantat
emak lo itu, itu....” sambil menunjuk panci gosong yang ada di dapur.
“oooo.... itu” Yuyun manggut - manggut.
Dimalam hari menjelang tidur, Yuyun bilang
sama Mamanya.
“mah, Hostes itu apa sih...?”
Mamanya kaget dan langsung berkata.
“darimana kamau tau Hostes....?” dengan nada
naik.
“tadi om bilang, kalau dingin – dingin seperti
ini enaknya pake Hostes”
“wah... gawat ini, masih kecil kok tau Hostes”
gumam mamanya. Dia pikir yuyun tidak boleh tau hal itu. karna masih terlalu
dini.
“oh..... itu, Hostes itu mantel” jawab
mamanya.
“oooo.... mantel” Yuyun manggut - manggut.
Tiga pelajaran salah sudah masuk pada pikiran
lugu Yuyun. Pada suatu pagi yang dingin dan agak gerimis. Yuyun lewat bertemu
dengan pak RT, kemudian menyapanya.
“selamat pagi monyet... “
Pak RT hanya diam agak marah, “sialan anak
ini” gumam Pak RT.
Karena keadaan gerimis, Yuyun lanjut menyapa.
“kok nggak pake Hostes..?”
“heh sialan kamu, siapa yang mengajari kamu
seperti ini..?” Pak RT marah.
“mana mamamu...?” lanjut pak RT
Karna sebelum keluar rumah Yuyun melihat
mamanya sedang mencuci panci di dapur, Yuyun menjawab.
“mama sedang mencuci pantat emak lo...”
**
Pesan:
Dari cerita dia atas menunjukan bahwa mulai
sejak dini anak harus diberi pengertian – pengertian yang benar, jangan sampai
kita salah memberi pengertian pada mereka. Hanya karna kita kesal dengan orang,
atau itu hanya untuk sekedar gurauan, atau karena kita kuatir pada anak kita
bahwa mereka masih tabu untuk mengetahui hal itu.
Berilah pengertian – pengertian yang benar,
sesuai dengan porsi mereka. Karena itu akan terekam pada ingatan mereka. Hal
itu juga akan mempengaruhi penilaian mereka terhadap kita, setelah mereka tau
hal yang sebenarnya dan tau bahwa kita bohong terhadap mereka. Mereka akan
menganggap bahwa bohong itu hal yang wajar.
Bina anak – anak kita dengan kasih sayang.
Sekian, semoga bermanfaat
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Inspired by Bp. Yoyok Dwi Sasongko
By Iwan Setiawan