Alarm HP itu sangat keras, semenjak pagi terus
berbunyi SMS dan Telephon tak henti – henti membuatnya tersu berdering. Lukman seorang
yang sibuk dengan pekerjaannya, ia bisa menjawab SMS dan Telephon hanya ketika
jam istirahat saja. Lukman membuka HP itu ternyata SMS dan telephon dari
ibunya. Ia memberitahukan lukman supaya pulang kerumah, memang sudah setahun
Lukman tidak pernah menjenguk desanya.
Sebenarnya dalam hati Lukman juga ingin pulang
ke desa, tapi pekerjaan yang begitu padat membuatnya selalu menolak ketika
Ibunya meminta Lukman untuk pulang. Seperti biasa yang sudah sering ia lakukan,
ia berencana mengirim paket bunga untuk ibunya. Karena menurut Lukman hal itu
sudah sangat cukup membuat ibunya senang.
Selepas pulang bekerja, Lukman berangkat menuju
toko bunga langganannya, ia hendak memesan seikat rangkaian bunga yang hendak
ia paketkan pada sang ibu yang jauh tinggal di desa. Begitu keluar dari mobil, Lukman
melihat seorang gadis kecil duduk di tepi jalan sambil menangis tersedu – sedu.
Ia menghampiri gadis tersebut dan bertanya “wahai anak manis, kenapa kamu
menangis disini?”.
“saya ingin membeli setangkai bunga mawar
merah untuk ibu. Tapi saya tidak punya uang” jawab gadis itu sambil mengusap
air matanya.
Lukman tersenyum dan berkata, “Ayo ikut aku,
aku akan membelikanmu bunga yang kau inginkan”. Lukman membelikan bebrapa
tangkai bunga mawar untuk gadis itu, sekaligus memesan paket bunga yang hendak
ia kirim pada ibunya.
Setelah selasai, Lukman menawarkan diri untuk
mengantarkan gadis kecil itu pulang ke rumahnya. Gadis itu melonjak gembira dan
berkata “Ya tentu saja aku mau, maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?”. “siap
anak manis” jawab Lukman merasa iba dengannya.
Kemudian mereka berdua berjalan menuju tempat
yang ditujukan gadis itu, yaitu pemakaman umum di tepi kota. Lukman agak
bingung kenapa gadis itu mengajaknya menuju pemakaman itu, tapi Lukman tetap
menurutinya mengantarkan gadis itu sampai tempat yang ia inginkan. Sampai di
depan makam yang paling bersih diantara makam – makam yang lain mereka
berhenti. Gadis itu meletakan mawar merah yang Lukman beri di atas makam
tersebut dan berkta “Ibu, baru saja aku bertemu orang yang sangat baik, ia
memberiku setangkai mawar merah untukmu”.
Lukman sangat terharu dengan kejadian itu, ia
tak kuasa meneteskan air mata. “seandainya ibu masih ada ia pasti akan sangat berterima
kasih pada anda, karena telah mengantarkanku” kata gadis itu pada Lukman.
Setelah semuanya berlalu, Lukman segera
kembali ke toko bunga itu untuk membatalkan sepaket bunga yang akan di kirim
pada ibunya. Lukman menggantinya tetap dengan sepaket bunga namun tidak untuk
ia kirim, melainkan ia akan membawanya sendiri utuk ia berikan pada ibunya. Semenjak
kejadian itu Lukman muali berubah, setiap ada kesempatan untuk pulang ia selalu
menyempatkan diri untuk pulng. Banyak orang menganggap itu mungkin hanya
sekedar berkumpul dengan keluarga, tapi lebih dari itu bagi Lukman pertemuan
dengan mereka adalah pertemuan yang sangat istimewa.
Bagi teman – teman yang saat ini jauh dari
orang tua sudah seberapa lama anda tidak pulang, atau paling tidak sudahkah
hari ini anda mengirim pesan pada mereka? Untuk sekedar menanyakan kabar,
mungkin itu hal yang biasa tapi bagi mereka itu sangat berharga. Sebelum semuanya
terlambat...... lakukan lah sesuatu untuk mereka.....
By. Iwan Setiawan (ktr pdd, at: 19.49)