Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah
di Yaman.Kisah penderitaan dan
kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza
tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah,
benci, dendam dan sedih. Dimana korban
kebanyakan adalah anak-anak kecil tak
berdosa
yang menjadi korban muntahan peluru sehingga
darah membasah bumi tanpa henti.
Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke
telinga seorang perempuan tua yang hidup
miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama
seperti orang lain, dia juga turut sedih dan
pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu
hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba
membantu sekadar semampunya. Kebetulan ,
‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua,
terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya
Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati
amat sangat, dia berniat
menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza
lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke
salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang
sapi tunggal kesayangannya itu.
Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah
sudah mengerumuni pekarangan masjid
untuk melaksanakan ibadat tersebut.
Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan
memperhatikan perempuan tua nan miskin
dengan sapinya yang berada di sisi luar
masjid. Ada yang mengangguk, ada yang
menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga
yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat
perempuan miskin yang setia berdiri di sisi
sapinya.
Masa berlalu, jemaah masjid walaupun khusyuk
mendengar khutbah imam namun
sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu.
Perempuan dan sapi itu masih di situ yang
tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.
Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat
kemudian dilakukan, biar dibakar terik
mentari dan peluh menitis dan memercik di
muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di
situ.
Segera setelah jemaah selesai solat dan
berdoa, tiba-tiba perempuan itu dengan
tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke
depan pintu masjid sambil menanti dengan
penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang
keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak
dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal
dilakukan oleh perempuan tua itu.
Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu
bingkas berkata :”Wahai imam, aku
telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza.
Aku seorang yang miskin tetapi aku
bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau
terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk
dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada
penduduk di sana.”
Gaduh seketika orang yang berada di masjid
itu. Imam kaget dengan permintaan
perempuan itu namun keberatan untuk menerima.
Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke
Gaza? Kemudian para jemaah mulai
bercakap-cakap. Ada yang mengatakan tindakan itu
tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan
tiada harga.
“Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah
saja yang aku punya. Aku ingin benar
membantu mereka,” ulang perempuan yang tidak
dikenali itu. Imam tadi masih
keberatan.Masing-masing jemaah berkata-kata
dan berbisik antara satu sama lain. Semua
pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi
tuanya itu.
Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai
berkaca dan berair namun tetap
tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam
tersebut. Sunyi seketika suasana.
Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara
mencetuskan idea: ”Tak mengapalah,
biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga
10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian
sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.
Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin
tua itu kemudian menyeka air
matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun
sepertinya setuju dengan pendapat jemaah
itu.
Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda,
memberi pandangan yang jauh lebih hebat
lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat
tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk
membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan
ke Gaza?”
Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu
juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini
diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa
menit para jemaah berebut-rebut
menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan
dengan cara lelang tertinggi.
Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000
riyal dan berlanjutan untuk seketika.
Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi
riuh selama proses lelang sapi tersebut.
Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya
milik perempuan tua miskin itu dibeli
dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang
diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat
membuat keputusan itu, kemudian salah seorang
jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.
“Kami telah melelang sapi kamu dan telah
mengumpulkan uang sejumlah 500,000
riyal untuk membeli sapi itu.
“Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang
terkumpul tadi diserahkan kepada imam
untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan
sapi itu kami hadiahkan kembali kepada
kamu,” katanya sambil memperhatikan perempuan
tua nan miskin itu yang kembali
meneteskan air mata…gembira.
Tanpa diduga, Allah mentakdirkan segalanya,
niat perempuan miskin itu untuk
membantu meringankan beban penderitaan penduduk
Palestina akhirnya tercapai dan
dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang
banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya
yang ada . Subhanallah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى
قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa
dan harta kalian, tetapi Dia
melihat kepada hati dan amalan kalian.”
(shahih Muslim dan lainnya)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
“Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar
kurma dari usaha yg baik, dan Allah
tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh
Allah swt menerimanya dg sambutan
hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang
itu seperti kalian mengasuh bayi yg
disusuinya, hingga sebesar gunung” (Shahih
Bukhari)
Hikmah dari kisah ini adalah segala niat murni
yang baik senantiasa mendapat
perhitungan dan ganjaran Allah apalagi jika
datang dari hati kecil seorang yang miskin yang
mau membantu umat islam yang menderita akibat
dizalimi rejim zionis israel, biarpun diri
serba payah dan serba kekurangan. sesuai
dengan Firman Allah Ta’ala,
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf,
atau mengadakan perdamaian di antara manusia.
Dan barangsiapa yang berbuat
demikian karena mencari keridhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya
pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ [4]
:114)
Semoga bermanfaat…….
(Kisah ini di ambil dari Timbalan Mursyidul Am
PAS Dato’ Haron Din kepada Harakah
daily melalui kisah nyata yang di terbitkan di
sebuah majalah Arab)
Source : pondokhabib
Edited By Catatan Catatan Islam
Shared By Kisah Penuh Hikmah